Kamis, 03 Maret 2016

sejarah rumah adat

Secara tradisional rumah adat jawa barat atau Sunda memiliki bentuk rumah panggung dengan ketinggian sekitar 0,5 m sampai 1 meter di atas permukaan tanah. Namun untuk rumah-rumah adat jawa barat yang sudah tua, tinggi kolongnya dapat mencapai 1,8 meter. Biasanya kolong tersebut digunakan untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti bajak, garu, cangkul, dan sebagainya atau tempat mengikat binatang ternak seperti sapi, kuda dan kambing. Tangga yang digunakan untuk naik ke dalam rumah disebut Golodog yang dibuat dari bahan kayu atau bambu, biasanya terdiri dari tiga anak tangga. Golodog ini juga berfungsi untuk membersihkan kaki yang kotor sebelum naik atau masuk ke dalam rumah.


Rumah Adat Jawa Barat


rumah adat jawa barat
Rumah Adat Hasan Maulani
Nama rumah adat jawa barat sebenarnya berbeda-beda, tergantung pada bentuk pintu dan atap rumahnya. Ada beberapa nama atau sebutan dalam bentuk atap rumah adat sunda seperti suhunan Jolopong, Badak Heuay, Tagong Anjing, Perahu Kemureb, Capit Gunting, Jubleg Nangkub, dan Buka Pongpok. Dari kesemua nama tersebut, Jolopong merupakan nama rumah adat sunda berbentuk atap yang paling sering digunakan oleh rumah adat suku sunda ini.

Jolopong memiliki 2 bidang atap yang terpisahkan oleh di tengah bangunan rumah yang disebut jalur suhunan. Panjang batang suhunan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap rumah yang sebelah menyebelah, sedangkan batang lainnya lebih pendek daripada suhunan dan posisinya memotong tegak lurus dikedua ujung suhunan.

Baca Juga :

Interior yang sangat efisien dan ruang Jolopong terdiri sebagai berikut :
  1. Emper atau Tepas sebutan untuk ruang depan; 
  2. Tengah imah atau patengahan sebutan untuk ruang tengah; 
  3. Pangkeng sebutan untuk ruang tidur (kamar); 
  4. Pawon sebutan untuk ruang belakang atau dapur untuk memasak dan padaringan atau tempat menyimpan beras. 
Ruangan depan yang tadi disebut diatas emper, berfungsi sebagai ruang tamu. Pada jaman dulunya, ruangan depan ini dibiarkan kosong melompong tanpa ada perkakas atau perabot seperti kursi dan meja. Jika ada tamu yang datang, barulah pemilik rumah menyiapkan tikar sebagai tempat duduk tamu. Seiring perkembangan jaman, kini rumah adat tersebut sudah terdapat meja dan kursi di ruangan depan bahkan ada juga peralatan lainnya. Ruang balandongan digunakan untuk memberi kesejukan penghuni rumah. Kamar tidur rumah adat ini disebut pangkeng, ada ruangan sejenis pangkeng yang bernama jobong atau gudang sebagai tempat penyimpanan alat-alat rumah tangga. Ruangan tengah atau tengah imah digunakan sebagai ruang keluarga dan biasanya ruangan ini sering digunakan untuk pelaksanaan upacara ataupun selamatan. Ruang belakang (dapur) digunakan layaknya seperti dapur pada umumnya untuk memasak.

rumah adat jawa barat
Rumah adat Jawa Barat ini memiliki pemahaman mendalam yang sangat mengagumkan. Nama suhunan rumah adat suku Sunda ditujukan untuk menghormati alam dan sekelilingnya. Jika diperhatikan, hampir di setiap rumah adat Sunda jarang kita temui paku besi ataupun alat bangunan modern lainnya. Sebagai pengganti paku untuk penguat antar tiang, mereka menggunakan paseuk (dari bambu) atau bisa juga tali dari ijuk ataupun sabut kelapa. Sedangkan atap rumah menggunakan ijuk, daun rumia, atau daun kelapa, karena memang rumah adat suku Sunda sangat jarang sekali menggunakan genting seperti pada umumnya rumah-rumah modern. Hal menarik lainnya yaitu mengenai material atau bahan bangunan yang digunakan oleh rumah adat itu sendiri yang sangat sederhana, karena rumah adat jawa barat bukan untuk perlindungan komunitas dalam peperangan, melainkan hanya untuk tempat tinggal yang nyaman.

2 komentar: